Senin, 30 April 2012

"Jangan Salahkan Kami (Jakarta Punya Kami Juga)"


Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia dengan segala problematika kehidupannya menjadikan semua tumpah ruah dikota tercinta ini, tidak terkecuali dengan urusan yang namanya sepakbola. Yang namanya sudah ngomongin masalah sepakbola memang ga ada habisnya, dan selalu menarik diperbincangkan. Persija Jakarta, klub yang katanya kebanggaan Jakarta kenapa dalam kenyataannya selalu mendapat hal – hal yang tidak diinginkan, terlalu banyak intrik, terlalu banyak kepentingan, terlalu banyak omongan yang akhirnya bertujuan malah menjelek – jelekkan nama Persija sendiri.

Saya coba menulis dengan apa yang saya denger, saya lihat dan saya rasa selama ini bukan bermaksud sok tau dan menggurui tapi mungkin semua yang membaca tulisan ini secara tidak langsung mengiyakan apa yang ada didalam tulisan ini.

Saya coba mulai dengan masalah perizinan mengelar pertandingan sepakbola di Jakarta buat Persija, susahnya keluar surat sakti dari kepolisian untuk izin pertandingan, ada saja alasannya, situasi kota Jakarta yang ga kondusif lah, adanya kegiatan politik lah, dihubung – hubungkan dengan teroris lah, supporter rusuh lah, toh memang dalam setiap pertandingan adanya gesekan – gesekan wajar terjadi, dengan keadaan berkumpulnya ribuan bahkan puluhan ribu massa dalam satu titik konsentrasi, tinggal bagaimana kita menyikapinya tanpa mengesampingkan segala alasan – alasan yang diutarakan bukannya tugas kepolisian memang mengamankan setiap ada kegiatan keramaian.

Coba bandingkan dengan izin melakukan demonstrasi yang notabene mengerahkan sejumlah massa yang tidak sedikit dan cenderung lebih berpotensi kerusuhan, bandingkan pula dengan mudahnya izin acara hiburan musik atau acara keagamaan, toh semuanya sama-sama menghadirkan massa yang tidak sedikit di suatu titik konsentrasi acara itu berlangsung. Apakah dalam mengurus surat perizinan itu Persija dalam hal ini Panpel tidak mengeluarkan uang sehingga sulit sekali untuk mendapatkan surat tersebut, saya rasa tidak, panpel pasti sudah mengikuti aturan main yang sesuai jalurnya dalam mengurus izin pertandingan.

Tidak jarang dengan adanya pelarangan dan tidak dikeluarkannya izin pertandingan, Persija harus menggelar pertandingannya tanpa penonton, bahkan harus menjadi team musafir padahal Persija butuh dukungan kami,Karena kamilah semangat pemain – pemain Persija bisa naik dan Persija Jakarta ya klub asal Jakarta seharusnya bermain di Jakarta bukan “diusir” di kota lain, selain itu bahkan ada yang lebih parah Persija harus menanggung kekalahan Walk Out (WO) gara – gara tidak mendapatkan izin dari kepolisian, APAKAH ITU ADIL?

Setelah izin didapat ada lagi permasalahan – permasalahan mendasar yang pastinya hampir disetiap pertandingan sepakbola di negeri ini terjadi, masalah klise naik – naik diatas metro mini ataupun kendaraan bis yang membawa supporter ke stadion, jujur pribadi saya juga ga begitu suka dengan perilaku tersebut, yang saya khawatirin dari naik – naik di atas ada yang jatuh dan bisa jadi korban. Tapi yang saya sesali kenapa ga ada aturan baku dalam hal tersebut, dan tidak digunakannya helm oleh suporter yang membawa motor ketika datang ke stadion unutk mendukung teamnya berlaga yang disalahkan, sebagai perbandingan dengan fakta – fakta yang ada kalo naik – naik diatas kendaraan, massa demopun baik mahasiswa maupun kelompok masyarakat lainpun naik – naik diatas bis, lalu setiap ada acara keagamaan mereka juga malah lebih parah dengan tidak menggunakan helm sama sekali bahkan naik motor dengan berboncengan 3 orang tanpa menggunakan helm sama sekali bukankah pelanggarannya sama tapi kenapa yang terjadi perbuatan itu tidak diekspose dan ditindak oleh Polisi.

Yang cukup mencengangkan perilaku pengadil dilapangan alias wasit yang seharusnya benar – benar bisa menjadi “pengadil” yang sesungguhnya bukan malah menjadi pengadil yang berat sebelah, saya nulis gini tidak hanya sekedar nulis, ada bukti – bukti yang saya rasa cukup mewakili apa yang saya tulis, ga usah jauh – jauh berbicara di kompetisi tahun lalu, di kompetisi tahun ini aja yang sedang berjalan Persija udah sering banget “DIKERJAIN” yang namanya wasit yang masih segar dalam ingatan kita bagaimana dalam pertandingan yang baru saja berlangsung antara PersiK Vs Persija di Kediri bagaimana kita semua bisa melihat dengan mata telanjang wasit memberikan HADIAH pinalti buat tuan rumah yang kalo bisa diputer lagi tuh cuplikan pertandingannya terlihat dengan jelas kalaupun itu pelanggaran dilakukan di luar kotak pinalti tapi apa yang terjadi wasit menunjuk titik Putih , tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Lembaga tertinggi sepakbola di negeri ini apakah KEADILAN DAN KEBENARAN bisa terungkap.

Dan masih banyak lagi contoh contoh kasus lain yang selalu Persija dirugikan, serta beberapa kasus yang sebenarnya peraturan itu dibuat oleh otorita tertinggi sepakbloa negeri ini tapi entah kenapa mereka pula yang melangggar semua peraturan - peraturan tersebut. Dan bukan menjadi rahasia umum lagi kalau didalam tubuh PSSI selaku pemegang kekuasan sepakbola negeri ini penuh dengan kebobrokan, diselimuti dengan mafia – mafia yang bisa beres dengan uang yang tidak kunjung selesai apabila tidak segera di lakukan perubahan – perubahan yang mendasar.

Masalah selanjutnya mungkin bisa menjadi pamungkas dalam tulisan saya kali ini adalah peran media dalam pemberitaan seputar yang berkaitan dengan Persija. Ambil contoh untuk kasus – kasus kerusuhan entah kenapa berita – berita yang disajikan pasti sangat heboh, yang cukup mengelitik dimana posisi pencari berita sepertinya seakan sudah stand by dilokasi yang kiranya bakal ada kerusuhan yang terjadi. Tetapi ajaib bin aneh berita – berita yang baik – baik tentang Persija tidak pernah disamakan porsinya dengan berita – berita kerusuhan yang selalu menjadi headline di berbagai media yang ada. Memang diakui atau tidak disadari atau tidak berita – berita tentang Persija memang selalu menarik untuk dibuat dan diberitakan apalagi yang bersinggungan dengan kerusuhan paling seneng deh media.

Seharusnya media bisa berperan secara seimbang, toh dengan tidak hanya memberitakan berita – berita buruk tentang Persija asal ada berita Persijanya saya rasa banyak orang yang tertarik buat melihat dan membaca berita – berita tersebut. Diakui atau tidak Persija memang selalu menjadi pusat perhatian orang banyak, tidak hanya menjadi kebanggaan masayarakat Jakarta tapi sudah menjadi kebanggan masayarakat Indonesia, itu bisa dilihat dengan makin banyaknya pecinta Persija dari luar Jakarta.

"Yang perlu saya garis bawahi saat ini adalah, mau seperti apapun berita yang ada di media saat ini tentang Persija, mau gimanapun dicuranginnya Persija dalam kompetisi ini, bagi saya PERSIJA kebangaan saya, siapa lagi yang mau banggain Persija kalo ga dimulai dari diri kita sendiri".


Nama : Dhani Pradhita
Kelas : 3EA14
NPM : 12209277

Senin, 09 April 2012

“CINTA DAN PRESTASI ADALAH KEBANGGAAN”


Banyak waktu sudah kita lewati dalam hidup ini dengan berbagai cerita yang kita rasakan suka dan duka susah dan senang  itu semua adalah dinamika dalam hidup. Dari perjalanan hidup ini kita bisa merasakan apakah yang sering membuat kita tersenyum seneng dan terkadang lupa? jawabannya adalah CINTA. Karena cinta telah mengalahkan segalanya demikian kutipan di artikel yang lalu dan saya sangat setuju. Kecintaan kita terhadap apapun membuat kita terbuai dan terlena dengan keindahan serta kebahagiaan yang didapat.

Kecintaan kita terhadap apapun bisa membuat kita menghambanya demikian dengan kecintaan kita terhadap Persija Jakarta banyak yang membuat pernyataan “demi Persija apapun kulakukan”, “ Demi Persija Pantang menyerah dan tak kenal lelah” bahkan pernyataan yang lebih ekstrim  adalah “Bela Persija Sampai mati”. Statement seperti ini membuat cinta kita terhadap Persija seolah menjadi agama kedua yang benar-benar  membuat kita menghambanya.

Alangkah indah dan bahagianya kita sebagai pencinta Persija apabila Persija berprestasi di setiap kompetisi sepak bola. Prestasi ini akan membuat cinta kita terhadap Persija semakin terbuai dan terlena. Salah satu Prestasi terbaik Persija yaitu pada tahun 2001 menjadi juara Liga Indonesia yang pada saat itu semua masyarakat Jakarta dan pecinta Persija bergembira bersorak sorai meng-elu-elukan atas prestasi yang digenggam Persija itu, dan  ini sangat membanggakan  kita semua, sungguh prestasi yang sangat luar biasa.

Prestasi yang membanggakan itu dicapai tidak dengan mudahnya, tetapi penuh dengan perjuangan semua pihak, bahu-membahu dan bekerja sama dengan baik dalam mendukung Persija.  Prestasi yang membanggakan ini pasti  kita akan rasakan kembali dan bukan hal yang tidak mungkin bila  perjuangan dan kerja sama semua elemen Persija bahu membahu kembali untuk mendukung Persija.

Perjuangan dan kerja sama semua elemen Persija akan terjalin bila kita semua masing-masing  menyadari betapa pentingnya sebuah kerjasama dan kebersamaan demi satu tujuan meraih prestasi terbaik Persija Jakarta. Jangan sampai kecintaan dan kebanggaan kita terhadap Persija pudar tanpa prestasi terbaik. Prestasi tidak harus juara tetapi cukup membuat kita bangga dengan Persija.

Mudah-mudahan dengan kecintaan kita yang tulus terhadap Persija akan terjalin kerja sama yang baik dan bahu-membahu dalam mendukung Persija serta mudah-mudahan harapan kita Prestasi terbaik Persija akan diraih, dan kemudian prestasi yang membanggakan itu dapat kita rasakan bersama-sama. Amin… ya Robbal 'alamin

“FORZA PERSIJA & THE JAKMANIA”

Jumat, 06 April 2012

Mekanisme Kliring, Transfer, dan Portofolio Keuangan

Nama : Dhani Pradhita
Kelas : 3EA14
NPM  : 12209277




1. Mekanisme Kliring

Jasa Bank :
-        Kliring
-        Transfer
-        Inkaso
-        L / C
-        Bank Garansi
-        Sefe Deposit Box

 
 Peristiwa kliring/ mekanisme kliring:


Penjelasnnya:
Atun merupakan nasabah dari bank karman Jakarta sedangkan ali merupakan nasabah dari bank siti Jakarta. Atun mempunyai tabungan pada Bank Karman sedangkan ali mempunyai giro pada Bank Siti. Pada saat itu terjadi transaksi antara atun dan ali, atun memberikan cek sebesar 50 juta terhadap ali dan seharusnya atun mencairkan ceknya ke bank siti yang merupakan tempat dimana ali mempunyai giro tetapi atun tidak mau mencairkan ceknya melalui bank siti. Atun ingin mencairkan ceknya melalui bank karman yang merupakan tempat atun membuka tabungan. Tetapi untuk mencairkan cek ke bank yang berbeda (Bank Karman ke Bank Siti) membutuhkan perantara dan yang menjadi perantaranya yaitu Bank Indonesia. Bank Indonesia bersedia menjadi perantara antara Bank Kasman dan Bank Siti tetapi dengan syarat ali dan atun mempunyai simpanan uang di BI dan nama simpanannya yaitu rekening Koran (R/K pada BI). Bank Indonesia memberikan batasan minimal simpanan ali dan atun yaitu minimal sebesar 8%. 
 


Kemudian atun mencairkan ceknya ke Bank BI yang disebut nota kredit keluar dan surat yang dikeluarkan dari Bank BI ke Bank Siti disebut nota debet masuk. Setelah proses tersebut berlangsung, akhirnya atun dapat mencairkan ceknya lewat BI dan nama suratnya  yaitu nota debet keluar sedangkan surat yang dikeluarkan oleh Bank Siti ke Bank BI disebut nota kredit masuk. Nota debet merupakan surat penagihan, nota debet terjadi jika karman mencairkan cek dari bank lain. Contohnya seperti kasus di atas.
Apabila Siti kalah kliring maka :
·         Nota debet keluar (NDK) akan bertambah
·         Nota debet masuk (NDM) akan berkurang
·         Nota kredit keluar (NKK) akan berkurang
·         Nota kredit masuk (NKM akan bertambah
·         Nota debet keluar (NDK) akan bertambah
Apabila Siti kalah kliring, maka dia harus meminjam ke bank lain dengan nama call money. Call money merupakan pinjaman antar bank karena pristiwa kliring.



2. Mekanisme Transfer
Syarat Bank  Umum :
  1. Financial Intermediatery
  2. Lalu lintas Moneter 


Melakukan transfer menggunakan Rekening antar kantor (RAK). Siti dan Karman dapat melakukan kliring jika sama-sama berada di wilayah Jakarta. Jika berbeda daerah, itu dinamakan Transfer.


  • Transfer terjadi kalau bank nya sama tetapi beda kantor.
  • Kliring terjadi kalau bank nya sama dan wilayahnya sama.



 3. Portofolio Keuangan


  • Kalau bank kalah kliring maka bank akan mengeluarkan KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia).
  • Cek bisa tunai dan bilyet giro tidak bisa tunai
  • Bank umum bisa simpanan giro karena bisa melayani lalu lintas moneter tetapi bukan bank umum tidak bisa simpaan giro.
  • LDR (Loan to Deposit Ratio)
Peraturannya kredit maksimal 110% dari deposit, 110% ditutup dari modal masing-masing bank.
LDR mengandung dua pengertian :
  1. Multiplier : bank sebagai multiplier dari fungsi keuangan, pengganda uang.
  2. Kehati-hatian : bahwa setiap kredit yang disalurkan harus memasukkan modal dari bank tersebut

Liabilities

Deposit (Dana pihak ketiga) terdiri dari :
1.      Tabungan (saving deposit)
2.      Giro (demand deposit)
3.      Deposito (time deposit)

Securities (Dana pihak kedua) terdiri dari :
1.      Kredit Likuiditas BI (KLBI)
2.      Call money
3.      Pinjam holding
4.      Obligasi

Capital (Dana pihak pertama) terdiri dari :
1.      Stock / Saham