Jakarta sebagai Ibukota
Negara Indonesia dengan segala problematika kehidupannya menjadikan semua
tumpah ruah dikota tercinta ini, tidak terkecuali dengan urusan yang namanya
sepakbola. Yang namanya sudah ngomongin masalah sepakbola memang tidak ada
habisnya, dan selalu menarik diperbincangkan. PERSIJA JAKARTA, klub yang
katanya kebanggaan Jakarta kenapa dalam kenyataannya selalu mendapat hal – hal
yang tidak diinginkan, terlalu banyak intrik, terlalu banyak kepentingan,
terlalu banyak omongan yang akhirnya bertujuan malah menjelek – jelekan nama PERSIJA
sendiri.
Saya coba menulis
dengan apa yang saya dengar, saya lihat dan saya rasa selama ini bukan
bermaksud sok tau dan menggurui tapi mungkin semua yang membaca tulisan ini
secara tidak langsung mengiyakan apa yang ada didalam tulisan ini.
Saya coba mulai dengan
masalah perizinan mengelar pertandingan sepakbola di Jakarta buat PERSIJA,
susahnya keluar surat sakti dari kepolisian untuk izin pertandingan, ada saja
alasannya, situasi kota Jakarta yang tidak kondusif lah, adanya kegiatan
politik lah, dihubung – hubungkan dengan teroris lah, supporter rusuh lah, toh
memang dalam setiap pertandingan adanya gesekan – gesekan wajar terjadi, dengan
keadaan berkumpulnya ribuan bahkan puluhan ribu massa dalam satu titik
konsentrasi, tinggal bagaimana kita menyikapinya tanpa mengesampingkan segala
alasan – alasan yang diutarakan bukannya tugas kepolisian memang mengamankan
setiap ada kegiatan keramaian.
Coba bandingkan dengan
izin melakukan demonstrasi yang notabene mengerahkan sejumlah massa yang tidak
sedikit dan cenderung lebih berpotensi kerusuhan, bandingkan pula dengan
mudahnya izin acara hiburan musik atau acara keagamaan, toh semuanya sama-sama
menghadirkan massa yang tidak sedikit di suatu titik konsentrasi acara itu
berlangsung. Apakah dalam mengurus surat perizinan itu PERSIJA dalam hal ini
Panpel tidak mengeluarkan uang sehingga sulit sekali untuk mendapatkan surat
tersebut, saya rasa tidak, panpel pasti sudah mengikuti aturan main yang sesuai
jalurnya dalam mengurus izin pertandingan.
Tidak jarang dengan
adanya pelarangan dan tidak dikeluarkannya izin pertandingan, PERSIJA harus
menggelar pertandingannya tanpa penonton, bahkan harus menjadi team musafir padahal
PERSIJA butuh dukungan kami,Karena kamilah semangat pemain – pemain PERSIJA
bisa naik dan PERSIJA JAKARTA ya klub asal Jakarta seharusnya bermain di
Jakarta bukan “diusir” di kota lain, selain itu bahkan ada yang lebih parah PERSIJA
harus menanggung kekalahan Walk Out (WO) gara – gara tidak mendapatkan izin
dari kepolisian, APAKAH ITU ADIL?
Setelah izin didapat
ada lagi permasalahan – permasalahan mendasar yang pastinya hampir disetiap
pertandingan sepakbola di negeri ini terjadi, masalah klise naik – naik diatas
metro mini ataupun kendaraan bis yang membawa suporter ke stadion, jujur
pribadi saya juga tidak begitu suka dengan perilaku tersebut, yang saya
khawatirin dari naik – naik di atas ada yang jatuh dan bisa jadi korban. Tapi
yang saya sesali kenapa tidak ada aturan baku dalam hal tersebut, dan tidak
digunakannya helm oleh suporter yang membawa motor ketika datang ke stadion untuk
mendukung teamnya berlaga yang disalahkan, sebagai perbandingan dengan fakta –
fakta yang ada kalo naik – naik diatas kendaraan, massa demopun baik mahasiswa
maupun kelompok masyarakat lainpun naik – naik diatas bis, lalu setiap ada
acara keagamaan mereka juga malah lebih parah dengan tidak menggunakan helm
sama sekali bahkan naik motor dengan berboncengan 3 orang tanpa menggunakan
helm sama sekali bukankah pelanggarannya sama tapi kenapa yang terjadi
perbuatan itu tidak di ekspose dan di tindak oleh Polisi.
Dan masih banyak lagi
contoh contoh kasus lain yang selalu PERSIJA dirugikan, serta beberapa kasus
yang sebenarnya peraturan itu dibuat oleh otorita tertinggi sepakbloa negeri
ini tapi entah kenapa mereka pula yang melangggar semua peraturan - peraturan
tersebut. Dan bukan menjadi rahasia umum lagi kalau didalam tubuh PSSI selaku
pemegang kekuasan sepakbola negeri ini penuh dengan kebobrokan, diselimuti
dengan mafia – mafia yang bisa beres dengan uang yang tidak kunjung selesai
apabila tidak segera di lakukan perubahan – perubahan yang mendasar.
Masalah selanjutnya
mungkin bisa menjadi pamungkas dalam tulisan saya kali ini adalah peran media
dalam pemberitaan seputar yang berkaitan dengan PERSIJA. Ambil contoh untuk
kasus – kasus kerusuhan entah kenapa berita – berita yang disajikan pasti
sangat heboh, yang cukup menggelitik dimana posisi pencari berita sepertinya
seakan sudah stand-by dilokasi yang kiranya bakal ada kerusuhan yang terjadi.
Tetapi ajaib bin aneh berita – berita yang baik – baik tentang PERSIJA tidak
pernah disamakan porsinya dengan berita – berita kerusuhan yang selalu menjadi
headline di berbagai media yang ada. Memang diakui atau tidak disadari atau
tidak berita – berita tentang PERSIJA memang selalu menarik untuk dibuat dan
diberitakan apalagi yang bersinggungan dengan kerusuhan paling senang deh
media.
Seharusnya media bisa
berperan secara seimbang, toh dengan tidak hanya memberitakan berita – berita
buruk tentang PERSIJA asal ada berita PERSIJA-nya saya rasa banyak orang yang
tertarik buat melihat dan membaca berita – berita tersebut. Diakui atau tidak PERSIJA
memang selalu menjadi pusat perhatian orang banyak, tidak hanya menjadi kebanggaan
masayarakat Jakarta tapi sudah menjadi kebanggan masayarakat Indonesia, itu
bisa dilihat dengan makin banyaknya pecinta PERSIJA dari luar Jakarta.
Yang perlu saya garis
bawahi saat ini adalah, mau seperti apapun berita yang ada di media saat ini
tentang Persija, mau gimanapun dicuranginnya Persija dalam kompetisi ini, bagi saya
PERSIJA kebangaan saya, siapa lagi yang mau banggain Persija kalo tidak dimulai
dari diri kita sendiri.